Corrolla GL 85

Corrolla GL 85
odong-odongku

Kamis, 18 Maret 2010

Sayyid Qutb

Kisah Yang Patut Diteladani
Posted on 15 Juli 2009 by Saibani

Artikel ini ane nemu dari situsnya arrahmah.com. suatu kisah yang bisa menjadi spirit bagi kita semua. kisah yang cukup mengharukan, walaupun mungkin diantara pembaca sudah banyak yang tahu, tapi tetap kisah seorang pejuang memang tak akan pernah bosan untuk diceritakan berulang-ulang.

kisah ini diceritakan oleh seseorang yang dulu memang pernah menjadi polisi di pemerintahan Mesir kala itu. Ia yang dulu sangat memusuhi aktivis islam alhamdulillah telah sadar dan bertobat. dan ia mau menceritakan pengalamannya saat menjadi polisi yang sering menyiksa para aktivis islam kala itu. Orang yang akhirnya membuatnya tersadar akan kekeliruannya tidak lain dan tidak bukan adalah Sayyid Qutb setelah ia menyaksikan sendiri dengan mata kepala dan mata hatinya kisah perjuangan sang Sayyid.

Berikut secuil kisah tentang beliau :

Ada banyak peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, lalu peristiwa itu menghantam kami dan merubah total kehidupan kami.
qutb

Sayyid Qutb

Di penjara militer pada saat itu, setiap malam kami menerima orang atau sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda. Setiap orang-orang itu tiba, atasan kami menyampaikan bahwa orang-orang itu adalah para pengkhianat negara yang telah bekerja sama dengan agen Zionis Yahudi. Karena itu, dengan cara apapun kami harus bias mengorek rahasia dari mereka. Kami harus dapat membuat mereka membuka mulut dengan cara apapun, meski itu harus dengan menimpakan siksaan keji pada mereka tanpa pandang bulu.

Jika tubuh mereka penuh dengan berbagai luka akibat pukulan dan cambukan, itu sesuatu pemandangan harian yang biasa. Kami melaksanakan tugas itu dengan satu keyakinan kuat bahwa kami tengah melaksanakan tugas mulia: menyelamatkan negara dan melindungi masyarakat dari para “pengkhianat keji” yang telah bekerja sama dengan Yahudi hina.

Begitulah, hingga kami menyaksikan berbagai peristiwa yang tidak dapat kami mengerti. Kami mempersaksikan para ‘pengkhianat’ ini sentiasa menjaga shalat mereka, bahkan sentiasa berusaha menjaga dengan teguh qiyamullail setiap malam, dalam keadaan apapun. Ketika ayunan pukulan dan cabikan cambuk memecahkan daging mereka, mereka tidak berhenti untuk mengingat Allah. Lisan mereka sentiasa berdzikir walau tengah menghadapi siksaan yang berat.

Beberapa di antara mereka berpulang menghadap Allah sementar ayunan cambuk tengah mendera tubuh mereka, atau ketika sekawanan anjing lapar merobek daging punggung mereka. Tetapi dalam kondisi mencekam itu, mereka menghadapi maut dengan senyum di bibir, dan lisan yang selalu basah mengingat nama Allah.

Perlahan, kami mulai ragu, apakah benar orang-orang ini adalah sekawanan ‘penjahat keji’ dan ‘pengkhianat’? Bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agamanya adalah orang yang berkolaborasi dengan musuh Allah?

Maka kami, aku dan temanku yang sama-sama bertugas di kepolisian ini, secara rahasia menyepakati, untuk sedapat mungkin berusaha tidak menyakiti orang-orang ini, serta memberikan mereka bantuan apa saja yang dapat kami lakukan. Dengan ijin Allah, tugas saya di penjara militer tersebut tidak berlangsung lama. Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel di mana di dalamnya dipenjara seseorang. Kami diberi tahu bahwa orang ini adalah yang paling berbahaya dari kumpulan ‘pengkhianat’ itu. Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka. Namanya Sayyid Qutb.

Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tidak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke Pengadilan Militer ketika ia akan disidangkan. Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya, ia harus dieksekusi mati dengan cara digantung.

Malam itu seorang sheikh dibawa menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkannya kepada Allah, sebelum dieksekusi.

(Sheikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah…”. Sayyid Qutb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Sheikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa ilaha illa Allah, sementara engkau mencari makan dengan Laa ilaha illa Allah”. Pent)

Dini hari esoknya, kami, aku dan temanku, menuntun dan tangannya dan membawanya ke sebuah mobil tertutup, di mana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan dieksekusi. Beberapa saat kemudian, mobil penjara itu berangkat ke tempat eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.

Begitu tiba di tempat eksekusi, tiap tentara menempati posisinya dengan senjata siap. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung ke leher Beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi.

Di tengah suasana ‘maut’ yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-masing saling bertausiyah kepada saudaranya, untuk tetap tsabat dan shabr, serta menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu di Surga, bersama dengan Rasulullah tercinta dan para Shahabat. Tausiyah ini kemudian diakhiri dengan pekikan, “ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD!” Aku tergetar mendengarnya.

Di saat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang. Gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.

Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Qutb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman-teman Anda akan diampuni”.

Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja… Aku bersalah dan aku minta maaf…”

(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Qutb dipenjara, lalu datanglah saudarinya Aminah Qutb sembari membawa pesan dari rejim thowaghit Mesir, meminta agar Sayyid Qutb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada Presiden Jamal Abdul Naser, maka ia akan diampuni. Sayyid Qutb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang sentiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rejim thowaghit…”. Pent)

Sayyid Qutb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa Beliau berkata, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”.

Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…”

Ustadz Sayyid Qutb berkata tenang, “Selamat datang kematian di Jalan Allah… Sungguh Allah Maha Besar!”

Aku menyaksikan seluruh episode ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan, dan sang perwira memberi tanda eksekusi untuk dilanjutkan.

Segera, para eksekutor akan menekan tuas, dan tubuh Sayyid Qutb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan semua mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selama-lamanya… Mereka mengucapkan, “Laa ilaha illah Allah, Muhammad Rasulullah…”

Sejak hari itu, aku berjanji kepada diriku untuk bertobat, takut kepada Allah, dan berusaha menjadi hambaNya yang sholeh. Aku sentiasa berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosaku, serta menjaga diriku di dalam iman hingga akhir hayatku.

Diambil dari kumpulan kisah: “Mereka yang kembali kepada Allah”
Oleh: Muhammad Abdul Aziz Al Musnad
Diterjemahkan oleh Dr. Muhammad Amin Taufiq.

Courtesy: Al Firdaws English Forum

Rabu, 10 Maret 2010

MEMBACA PETA PENATAGUNAAN TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
PENATAGUNAAN TANAH



Disusun oleh :
IMAM PATONI
NIM:08172354

Kelompok IV




1. ENY YUNI HASTUTIK NIM. 08172350
2. FAISAL RAHMAN NIM. 08172351
3. HABIBAH NIM. 08172352
4. HERI SETIAJI NIM. 08172353




ACARA I
MEMBACA PETA PENATAGUNAAN TANAH


A. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Mahasiswa diharapkan mampu membaca peta terutama peta-peta penatagunaan tanah, dalam arti mengenali dan memahami isi peta tersebut yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol penatagunaan tanah.

B. Dasar Teori
Sumberdaya tanah merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, karena merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan untuk setiap bentuk kegiatan manusia seperti untuk pertanian, permukiman, industri, tempat rekreasi, maupun sebagai kawasan lindung yang perlu dipertahankan kelangsungannya.
Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat akan selalu membutuhkan tanah yang semakin meningkat pula, sedangkan luas tanah yang tesedia relatif tetap. Oleh karena itu sering terjadi berbagai benturan dan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan. Tanah tidak lagi dipandang dari segi agraris saja yang diidentikkan dengan kegiatan pertanian, sksn tetapi telah berkembang menjadi berbagai segi kehidupan sehingga menimbulkan berbagai dimensi masalah di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan.
Pembangunan melibatkan banyak pihak dari instansi pemerintah. Peran dari tiap pihak berbeda, tetapi masing-masing saling mengisi. Perumusan kebijaksanaan yang baik, di samping membutuhkan sasaran yang dirumuskan dengan jelas, juga sangat membutuhkan fakta yang baik. Azas pemerataan pembangunan dan manfaatnya menuntut adanya fakta yang diwilayahkan, karena hanya dengan cara demikian, pembangunan akan bisa memenuhi aspirasi masyarakat setempat yang coraknya beraneka ragam.
Wilayah adalah bagian daripada muka bumi, yang karena adanya kesamaan geografis dan/atau administratif membuat bagian dari muka bumi itu merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama, dan yang membedakannya pula dengan muka bumi yang lain. Pengertian wilayah menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah ruang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif atau aspek fungsional (BPN;1993).
Dari berbagai hal tersebut perlu dilakukan pengolahan data pertanahan secara baik dan akurat termasuk penyajiannya. Pengolahan data pertanahan bersifat spasial (keruangan), memerlukan sarana yang baik agar mudah dipahami dan digunakan. Salah satu cara penyajian data pertanahan yang digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah dengan peta. Karena peta adalah satu-satunya alat yang dapat dipakai untuk menyajikan wilayah muka bumi dengan efektif, dimana detail daripada faktanya diatur dengan skala peta. Ada pendapat yang mengemukakan bahwa apabila kita ingin memperoleh gambaran yang baik tentang kegiatan pemanfaatan tanah di suatu wilayah, maka data dalam bentuk daftar saja belum cukup, tetapi masih diperlukan letak daripada tiap jenis kegiatan pemanfaatan tanah tersebut, sehingga akan terlihat hubungan antara kegiatan satu dengan lainnya. Persyaratan ini hanya bisa dipenuhi kalau fakta tersebut disajikan dalam bentuk peta-peta. (Sandy, 1975)
Oleh karena itu penyusunan dan pembuatan peta yang baik perlu terus ditingkatkan. Selain itu pemahaman serta pengenalan tehadap berbagai simbol yang digunakan dalam peta serta kelengkapan unsur peta perlu ditingkatkan pula, sehingga tidak terjadi penafsiran yang keliru terhadap fakta yang disajikan dalam peta tersebut.
Membaca peta dapat diartikan sebagai usaha untuk mempelajari atau mengetahui kenampakan-kenampakan yang terdapat di muka bumi atau data-data yang berkaitan dengan keruangan melalui peta, tegasnya melalui simbol-simbol yang ada di dalam peta. Sedangkan menganalisis peta merupakan usaha lebih lanjut daripada membaca peta, yakni berdasarkan kenampakan-kenampakan yang dibaca dari peta, dianalisis baik satu per satu maupun dalam hubungannya dengan yang lain, untuk kemudian digali mengapa terjadi kenampakn-kenampakan tersebut. Jadi antara membaca peta dan menganalisa peta ini sangat berbeda sekali. Akan tetapi dalam prakteknya, membaca peta dan menganalisa peta ini merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, sebab tidak lengkap dan tidak berarti apa-apa kalau pembacaan tidak disertai dengan menganalisa sekaligus.
Untuk dapat membaca peta dan menganalisa peta dengan baik, seseorang harus memiliki :
1. Kemampuan membayangkan, artinya dengan melihat simbol yang ada kemudian dapat membayangkan bagaimana keadaan medan yang sebenarnya.
2. Ketajaman menganalisa, dapat menganalisis setiap kenampakan yang digambarkan di dalam peta baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan terhadap kenampakan yang terdapat di dalam peta dan juga hubungannya dengan tema peta yang lain.
3. Pengetahuan secara umum, ini diperlukan karena peta dapat memuat berbagai kenampakan, sedang maksud pembacaan peta sesuai dengan kepentingan tertentu sering harus memperhatikan berbagai hal.
4. Latihan yang teratur, ini dilakukan baik berdasarkan simbol-simbol yang digambarkan pada peta maupun dengan mengecek kebenaran dari kenampakan yang ada di lapangan dari apa yang digambarkan dalam peta tersebut.
Di dalam membaca peta dan menganalisa peta, tidak boleh dilupakan bahwa peta yang digambarkan dalam kertas atau bidang datar itu sebenarnya menggambarkan permukaan bumi yang melengkung. Di samping itu permukaan bumi yang luas dan hanya digambarkan dalam bidang gambar yang sempit atau terbatas, akan banyak terjadi kesalahan atau kekurang lengkapan kenampakan atau data yang seharusnya ada. Kesalahan atau kekurang lengkapan ini terjadi berkaitan dengan penggunaan proyeksi peta dan skala peta yang digunakan pada pembuatan peta tersebut, dan ini juga menyangkut luasan areal yang dipetakan. Selain kesalahan-kesalahan dan kekurangan dalam penyajian data tersebut, dalam pembacaan peta, kesalahan dapat terjadi dalam menginterpretasi data yang digambarkan, yang antara lain karena :
a. Pembaca peta kurang mengetahui masalah/pengetahuan tentang peta,
b. Kurang mengerti arti simbol-simbol yang digunakan,
c. Petanya kurang dapat dipercaya (sumbernya) atau peta itu sudah terlalu usang, sehingga sudah sangat dimungkinkan fakta yang disajikan sudah kadaluwarsa.
Dalam membaca peta ada beberapa faktor atau unsur yang terdapat dalam peta yang harus diperhatikan antara lain:
1. Judul peta, judul ini menunjukkan tema peta apa yang digambarkan, lokasi atau daerah mana yang digambarkan dalam peta tersebut.
2. Tema peta, menunjukkan macam peta apa yang digambarkan atau dibuat berdasar kepentingannya. Misalnya : peta penggunaan tanah, peta kemampuan tanah.
3. Indeks peta, menunjukkan sistim pemberian nomor atau lokasi yang lebih luas pada tiap lembaran peta sehingga dengan demikian dapat diketahui lokasi dari peta yang dibaca terhadap daerah sekitarnya. Sehingga kalau diperlukan daerah sekitarnya maka akan dengan mudah untuk memperolehnya sesuai dengan nomor indeksnya.
4. Simbol-simbol peta, ini merupakan gambar pengganti dari kenampak obyek atau data yang ada di lapang yang digambarkan sesuai dengan tema peta.
5. Sumber pembuat peta, perlu dilihat apakah pembuat atau penerbit peta itu merupakan badan atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam soal perpetaan. Juga sumbernya dari mana, ini akan menentukan besar kecilnya kepercayaan yang diberikan terhadap kebenaran peta yang dibaca.
6. Tahun pembuatan peta, peta menggambarkan keadaan medan, baik medan alami maupun buatan, yang kesemuanya ini bukan merupakan kenampakan yang statis, melainkan selalu berubah. Oleh karena itu peta yang dibuat dalam waktu yang telah lama kurang mencerminkan keadaan sekarang. Dalam hal ini kalau memungkinkan dalam penggunaan peta sebaiknya peta yang terbaru.
7. Skala peta, sangat erat hubungannya dengan tingkat ketelitian data yang digambarkan. Semakin besar skalanya datanya semakin rinci atau detail, tetapi dengan skala yang kecil data yang digambarkan lebih global atau tidak rinci dan areal atau daerah yang digambarkan lebih luas.
8. Legenda, merupakan keterangan tentang arti simbol, yang letaknya di luar muka peta.
Dalam pembuatan peta, simbol-simbol adalah merupakan unsur yang sangat penting, karena dalam membaca peta berarti kita mengartikan simbol-simbol yang ada dalam peta sesuai dengan temanya. Karena simbol adalah suatu gambar pengganti yang berfungsi untuk menggambarkan keadaan obyek dan letaknya yang sebenarnya di dalam peta dari suatu obyek atau data yang sebenarnya di lapang. Simbol yang baik adalah simbol yang judah dikenal dan mudah digambar. Di dalam pembuatan peta penggunaan simbol-simbol inilah peta dapat di baca. Simbol dapat menggambarkan data atau obyek yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif, sedang menurut macamnya simbol apat dibedakan menjadi 3 macam yaitu simbol titik, garis dan luasan (bidang, area atau wilayah) dan menurut bentuk atau wujudnya dapat dibedakan menjadi simbol piktorial (mirip dengan keadaan aslinya), simbol geometri dan simbol huruf atau angka.
Di lingkungan Direktorat Penatagunaan Tanah Badan Pertanahan Nasional terdapat berbagai jenis peta; seperti peta kemampuan tanah, peta penggunaan tanah perdesaan, peta penggunaan tanah perkotaan dengan berbagai skala, dari yang berskala kecil sampai dengan peta berskala besar. Di antara 3 macam simbol tersebut, simbol area perlu mendapatkan perhatian khusus, karena simbol ini menunjukkan luasan dari bagian permukaan bumi dan dalam penggambaran simbolnya harus mempunyai keseragaman, misalnya keseragaman mengenai jenis penggunaan tanahnya, jenis unsur-unsur kemampuan tanahnya seperti tekstur tanah, drainase dan sebagainya. Untuk mengenal berbagai macam simbol yang digunakan dalam peta tata guna tanah terutama peta penggunaan tanah dan peta kemampuan tanah dalam berbagai skala (lihat pada lampiran petunjuk penggambaran peta tata guna tanah).
Seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa peta dengan skala besar akan menyajikan fakta yang lebih rinci daripada peta yang berskala kecil. Perbedaan tingkat kerincian fakta dapat ditampilkan dengan menggunakan simbol-simbol yang menyatakan tingkat intensitasnya, dan sering pula dibedakan atas semakin banyaknya pembagian kelas dari sesuatu unsur kenampakan yang ada. Selain daripada itu pada peta tata guna tanah sering dijumpai simbol-simbol yang berarti kualitatif maupun kuantitatif yang menggambarkan tingkat kelas suatu kenampakan medan dengan menggunakan bentuk-bentuk simbol yang sama tetapi terdapat perbedaan dalam besar kecilnya ukuran simbol yang digunakan.











C. Bahan dan Alat Praktikum
1. Bahan Praktikum :
- Peta penggunaan tanah perdesaan skala 1 : 50.000
- Peta Penggunaan tanah skala 1 : 50.000
- Peta kemampuan tanah skala 1 : 5.000
- Kertas HVS
- Kertas Kalkir

2. Alat Praktikum :
- Komputer dengan program untuk penggambaran peta (Automap/Autocad, MS Word, dll)
- Printer
- penggaris
- Scanner

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan peta penggunaan tanah atau peta kemampuan tanah yang akan dibaca dengan skala yang berbeda. (peta terlampir)
2. Scan peta tersebut dengan menggunakan scanner, kemudian kita lakukan pendigitan peta-peta tersebut dengan menggunakan software automap/autocad beserta pembuatan informasi tepi dari peta tersebut.
3. Lengkapi pula peta yang telah digambar pada point 2, dengan elemen-elemen peta yang lainnya, sehingga hasilnya merupakan sebuah peta tematik yang lengkap.
4. Lakukan pengamatan terhadap peta penggunaan tanah dan peta kemampuan tanah, cermati macam atau bentuk-bentuk simbol yang digunakan.
5. Perhatikan apakah terdapat perbedaan dari simbol-simbol yang digunakan pada peta dengan skala yang berbeda. Catat perbedaan yang ada, dan perbedaan tersebut menunjukkan apa dan bagaimana kesimpulan saudara?
6. Buatlah pengelompokkan macam-macam simbol yang digunakan dalam peta (simbol titik, garis, area), dan kemudian disusun dalam suatu tabel pengelompokkan simbol disertai dengan legenda dari masing-masing simbol.
7. Buatlah pembahasan mengenai hasil pembacaan simbol atau penafsiran simbol dari peta tersebut, dengan penjelasan secukupnya bagaimana daerah yang dipetakan atau digambarkan tersebut sesuai dengan tema petanya.

E. Hasil Praktikum dan Pelaporan
Hasil Praktikum :
1. Tabel daftar pengelompokkan simbol berdasarkan macamnya dan disertai gambar simbol beserta arti atau keterangannya.
2. Daftar unsur peta beserta penjelasan tentang fungsi atau kegunaan unsur peta.
3. Salinan peta penggunaan tanah atau kemampuan tanah pada kertas kalkir lengkap dengan elemen-elemen peta.
4. Pembahasan hasil pembacaan peta.


Bentuk Pelaporan :
1. Isi laporan meliputi : 1). Judul Praktikum 2). Tujuan Instruksional Khusus (TIK). 3). Dasar Teori 4). Bahan dan alat yang digunakan 5). Tahapan pelaksanaan 6). Hasil praktikum dan pembahasan 7). Kesimpulan
2. Tulisan sampul : Laporan Praktikum Penatagunaan Tanah; Acara : I Membaca Peta; Lambang Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; Identitas mahasiswa dan Nama Instruktur; dibagian bawah dituliskan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, Program Diploma IV Pertanahan, dan dibawahnya Tahun.

F. Alokasi Waktu Praktikum
Alokasi waktu praktikum 2 kali pertemuan








G. Pendalaman Materi
1. Apakah yang dimaksud dengan peta?
Peta adalah Gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran yang lebih kecil dengan skala tertentu dan digambarkan dalam bentuk simbol – simbol dan selektif
2. Bilamanakah suatu peta disebut itu disebut peta yang baik?
 Tidak boleh membingungkan
 Mudah dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pengguna peta
 Dapat memberikan gambaran yang sebenarnya , peta harus teliti, sesuai dengan tujuannya.
 Mempunyai estetika/ ada nilai seni
3. Persyaratan apa yang harus dimiliki oleh seorang yang akan membaca peta?
 Kemampuan membayangkan, artinya dengan melihat simbol yang ada kemudian dapat membayangkan keadaan medan yang sebenarnya.
 Ketajaman menganalisa, dapat menganalisa setiap kenampakan yang digambarkan didalam peta baik secara sendiri – sendiri maupun secara keseluruhan terhadap kenampakan yang terdapat didalam peta dan juga hubungannya dengan tema peta yang lain.
 Pengetahuan secara umum , ini diperlukan karena peta dapat memuat berbagai kenampakan, sedang maksud pembacaan peta sesuai dengan kepentingan tertentu sering harus memperhatikan berbagai hal.
 Latihan yang teratur, ini dilakukan baik berdasarkan simbol – simbol yang digambarkan pada peta maupun dengan mengecek kebenaran dari kenampakan yang ada dilapangan dari apa yang digambarkan
 Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung.
 Ada beberapa hal perlu ketahui dalam membaca peta antara lain:
i. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
ii. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
iii. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
iv. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
v. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
vi. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
vii. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
viii. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.

.
4. Apakah yang dimaksud dengan simbol pada peta? Ada berapa macam simbol peta, sebutkan dan jelaskan?
Simbol peta adalah suatu bentuk/tanda/gambar untuk mewakili dari kenampakan dimuka bumi dalam peta agar informasi yang disampaikan mencapai sasaran
Macam – macam simbol peta dibedakan atas :
• Bentuk Simbol
Menurut bentuknya simbol peta dapat dibedakan menjadi :
a. Simbol Titik : digunakan untuk menunjukkan posisi atau lokasi dan identitas dari unsur yang diwakilinya. Contoh : simbol titik tiangulasi.
b. Simbol garis : digunakan jika unsur yang diwakilinya berbentuk garis. Contohnya : sungai, jalan, rel kereta api.
c. Simbol Area : digunakan untuk menampilkan unsur-unsur yang berhubungan dengan luasan. Contoh : simbol kecamatan, kabupaten, dll.
• Ujud Simbol
Ujud simbol dikelompokkan dalam tiga kategori :
a. Simbol Piktorial yaitu simbol yang sama dengan keadaan yang sesungguhnya atau yang sudah disederhanakan.
b. Simbol Geometrik/Abstrak yaitu simbol-simbol dengan bentuk teratur seperti lingkaran, bujur sangkar, segitiga, dsb.
c. Simbol Huruf/Angka yaitu simbol yang disusun oleh huruf atau angka untuk menyatakan unsur tertentu yang sangat khas.
5. Jelaskan bedanya simbol dengan Legenda
 Simbol peta adalah suatu bentuk/tanda/gambar untuk mewakili dari kenampakan dimuka bumi dalam peta agar informasi yang disampaikan mencapai sasaran
 Legenda adalah keterangan yang menjelaskan informasi tentang suatu simbol peta.

6. Adakah persamaan simbol pada peta penggunaan tanah dengan simbol pada peta kemampuan tanah? Jelaskan jawaban saudara?
Ada persamaannya terutama untuk simbol yang mewakili unsur-unsur geografis

7. Apakah yang dimaksud dengan simbol bersiafat kualitatif? Berikan contohnya?
Simbol bersifat kualitatif maksudnya data kualitatf tidak menyebutkan jumlah atau nilai maka pencerminan dalam peta hanyalah mengungkapkan agihan atau distribusi keruangan dari unsur yang dipetakan saja, contohnya :
• Data posisional/titik adalah bentuk titik yang dalam pelaksanaannya dapat dipilih diantara piktorial,geometrik ataupun huruf. Contoh : letak titik dasar teknik disuatu daerah.
• Data linear : simbol yang digunakan dalam bentuk simbol garis, misalnya jalan, sungai, batas administrasi, dll.
• Data bidang/luasan : simbol yang digunakan adalah bentuk simbol bidang atau pola, misalnya sebaran bidang-bidang tanah disuatu daerah.
8. Sebutkan elemen elemen yang harus ada pada suatu peta?
Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan. Adapun komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta antara lain:
• Muka Peta
Muka peta adalah tema atau daerah yang digambarkan padasuatu daerah tertentu yang berupa ;
a. Rangka jala (grid,gratikul)
b. Unsur geografi dan buatan manusia
c. Garis tepi peta (mapneat line)
• Informasi/keterangan tepi adalah suatu keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta yang berisi informasi peta. Meliputi antara lain :
a. Judul Peta
b. Daerah yang dicakup
c. Skala peta
d. Orientasi arah utara
e. Legenda/simbol
f. Petunjuk lembar peta (Indeks peta)
g. Nomor Lembar Peta
h. Titik dasar teknik
i. Batas wilayah pemerintah
j. Garis kontur
k. Petujuk pembacaan koordinat geografi
l. Petunjuk pembacaan koordinat UTM
m. Keterangan riwayat peta
n. Singkatan
• Informasi didaerah batas (garis tepi peta)
a. Koordinat geografi
b. Nilai gratikul
c. Koordinat UTM
d. Nilai grid
9. Adakah kaitannya antara skala dengan simbol peta?
Simbol sangat terkait dengan skala peta. Semakin besar skalanya maka cakupan areanya akan lebih sempit,data yang ditampilkan semakin rinci sehingga simbol yang dibutuhkan makin banyak untuk mewakili kenampakan pada peta dan semakin kecil skalanya maka cakupan areanya makin luas , data yang ditampilkan makin umum sehingga simbol yang dibutuhkan makin sedikit karena gambarannya bersifat global.
10. Jelaskan hubungan skala peta dengan isi peta?
Kaitan skala dengan isi peta yaitu menyangkut informasi yang akan ditampilkan dalam peta tersebut. Semakin kecil skala peta maka peta tersebut akan peta tersebut akan mencakup daerah yang semakin luas maka isi peta tersebut akan menampilkan suatu informasi atau isi untuk daerah yang luas tetapi informasi/isi peta tersebut bersifat umum dan mencakup daerah yang luas. Sedangkan semakin besar skala peta maka peta tersebut akan mencakup daerah yang semakin sempit tetapi lebih menampilkan isi /informasi yang lebih detil dan jelas.




H. Kesimpulan
Peta adalah Gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran yang lebih kecil dengan skala tertentu dan digambarkan dalam bentuk simbol – simbol dan selektif. Dalam praktikum kali ini mempelajari bagaimana membaca peta penggunaan tanah, peta penggunaan tanah skala 1 : 50.000, peta penggunaan tanah skala 1 : 5000, peta kemampuan tanah skala 1 : 5000. dari ketiga peta tersebut setelah di amati antara peta penggunaan tanah skala 1: 50.000 dengan peta penggunaan tanah skala 1: 5000 ada perbedaan yang sangat signifikan yaitu mengenai cakupan wilayah dan data yang ditampilkan dalam peta. Semakin besar skalanya maka cakupan areanya akan lebih sempit,data yang ditampilkan semakin rinci sehingga simbol yang dibutuhkan makin banyak untuk mewakili kenampakan pada peta. Semakin kecil skalanya maka cakupan areanya makin luas , data yang ditampilkan makin umum sehingga simbol yang dibutuhkan makin sedikit karena gambarannya bersifat global.
Sehingga dapat disimpulkan dalam pembuatan peta hal yang paling utama dalam pengambilan data lapangan adalah skala peta yang akan di pakai karena menentukan kerincian data yang diambil

PENAJAMAN DAN PEMFILTERAN CITRA DIGITAL

Mode WYSIWYG
ACARA IV
PENAJAMAN DAN PEMFILTERAN
CITRA DIGITAL

A. TUJUAN
1. Mampu menampilkan dan menganalisis histogram citra digital;
2. Mampu melakukan beberapa teknik penajaman dan pemfilteran citra digital;
3. Mengetahui kegunaan dari teknik penajaman dan pemfilteran citra digital.

B. ALAT DAN BAHAN
1. Citra digital Landsat TM
2. Komputer Personal
3. Perangkat lunak ER Mapper 7.0

C. DASAR TEORI
C.1. Penajaman Kontras
Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan citra yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan. Hasilnya berupa nilai citra dengan nilai kecerahan maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru yang (pada umumnya) lebih rendah dari nilai minimum awal.
a. Perentangan Kontras (linear contrast stretching)
Kontras citra dapat dimanipulasi dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya. Perentangan yang efektif dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk histogramnya. Citra asli, yang biasanya mempunyai julat nilai lebih sempit dari 0 – 255, perlu direntangkan sehingga kualitas citranya menjadi lebih baik. Hasil perentangan ini adalah citra baru, yang bila digambarkan histogramnya berupa kurya yang lebih lebar.
b. Ekualisasi Histogram
Teknik penajaman kontras yang diuraikan di atas adalah suatu teknik penajaman kontras linier. Selain perentangan linier, terdapat teknik penajaman dengan cara ekualisasi hitogram. Secara garis besar, algoritma ekualisasi histogram ini dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, dilakukan penghitungan untuk menurunkan histogram citra yang akan dipertajam. Kedua, si operator kemudian menentukan jumlah kelas kecerahan yang baru (misal 32). Data nilai piksel (NP) seluruh citra nantinya akan didistribusikan kembali ke masing-masing kelas tersebut. Ketiga, program akan menghitung dan menandai piksel demi piksel, untuk kemudian mengelompokkan mereka dalamjumlah yang kurang lebih sama ke tiap kelas kecerahan yang tersedia.
Ekualisasi histogram menghasilkan citra dengan kekontrasan maksimum, bila pengambilan julat nilai kecerahannya tepat seperti halnya pada perentangan kontras linier. Pengambilan ini dikatakan tepat bila julat nilai tersebut mewakili populasi terbanyak dalam histogram.

C.2. Pemfilteran
Pemfilteran (spatial filtering) sebenarnya merupakan kelompok operasi tersendiri, dan bukan hanya penajaman. Swain dan Davis (1978) memberikan batasan filter sebagai mekanisme yang dapat mengubah sinyal-sinyal optis, elektronis maupun digital, sesuai dengan kriteria tertentu. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak diinginkan.
Berbeda dengan teknik penajaman kontras, operasi pemfilteran dapat diterapkan dengan mempertimbangkan nilai piksel yang bertetangga. Oleh karena itu, teknik pemfilteran lebih sering disebut sebagai operasi lokal (local operation), sedangkan teknik penajaman yang lain sering disebut operasi titik (point operation) (Galtier, 1989).

D. LANGKAH KERJA
1. Buka program ER Mapper, kemudian buka jendela algoritma baru.
2. Buka file data citra satelit dengan nama DIY_1996.ers.
3. Minimize jendela citra yang ada di dalam algoritma, dan aktifkan algoritma tersebut pada saluran 5.
4. Buka dan amatilah histogram citra saluran 5, lakukan hal yang sama untuk saluran 6.

5. Coba analisa dan simpulkan hasil pengamatan histogram citra saluran 5 dan saluran 6.
6. Kemudian cocokkan hasil analisa anda dengan gambar citra saluran 5 dan saluran 6.
7. Aktifkan ke data citra saluran 5 dan lakukan pemfilteran dengan filter low pass (avg3.ker) dan high pass (sharpen2.ker).
8. Amati perbedaan antara 2 citra hasil pemfilteran low pass dengan high pass.
9. Lakukan pemfilteran dengan filter laplacian dan coba amati perbedaan dengan 2 jenis pemfilteran yang sebelumnya.

E. HASIL PRAKTIKUM
 Hasil pengamatan histogram citra
Saluran 5


Saluran 6


 Hasil pengamatan dari kedua gambar diatas :

No
Hal yang Diamati
Saluran 5
Saluran 6
1 Nilai piksel minimum 0 0
2 Nilai piksel maksimum 247 194
3 Jumlah bukit dalam histogram 2 2
4 Pola persebaran nilai piksel Mengelompok di kiri Mengelompok di kiri

 Hasil Proses Penajaman Kontras
1. Perentangan Kontras (Linear Contrast Stretching)


2. Ekualisasi histogram

 Hasil Proses Pemfilteran
1. Filter low pass (avg3.ker)


2. Filter high pass (sharpen2.ker)


3. Filter laplacian


F. PEMBAHASAN

Pola karakteristik tampilan spektral objek pada citra


Dengan melihat pola karakteristik tampilan spektral diatas, maka setiap objek mempunyai tingkat tampilan spektral tertinggi pada panjang gelombang tertentu. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada saluran (band) tertentu.
Pada citra Landsat TM, pembagian tiap saluran adalah sebagai berikut :
Saluran (band) Panjang gelombang Spektrum Keterangan
Band 1 0.45 – 0.52 µm Biru Visible
Band 2 0.52 – 0.6 µm Hijau Visible
Band 3 0.63 – 0.69 µm Merah Visible
Band 4 0.76 – 0.9 µm Inframerah Dekat
Band 5 1.55 – 1.75 µm Inframerah tengah
Band 6 10.4 – 12.5 µm Inframerah thermal
Band 7 2.08 – 2.35 µm Inframerah tengah

Pada praktikum ini, untuk membandingkan objek menggunakan band 5 dan band 6 dengan melihat tampilan histogram pada kedua band tersebut akan diperoleh suatu perbedaan yang jelas antara kedua objek. Pada kedua histogram citra tersebut terdapat 2 bukit yang menunjukkan bahwa ada dua objek utama dalam citra tersebut. Objek bukit yang kecil adalah air dan objek bukit yang besar adalah daratan/tanah/vegetasi.
1. Proses penajaman kontras.
Teknik penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan kontras citra yang lebih tinggi. Pada penajaman kontras yang dilakukan dengan ekualisasi histogram (histogram equalization) menghasilkan citra dengan kontras yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan teknik perentangan kontras (contrast stretching). Hasil dari penerapan teknik ini menghasilkan citra baru yang memperlihatkan kenampakan objek lebih jelas.
Ekualisasi histogram Metode penajaman ini sering disebut metode perataan histogram model non linier. Histogram citra asli (original Image histogram) digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penajaman. Dari hasil penajaman ini (gambar 3) terlihat kenampakan obyek menjadi lebih kontras dan lebih mudah dibedakan dengan obyek (kenampakan) yang lain,seperti lahan sawah irigasi (hijau cerah), tubuh air(biru), sawah tadah hujan dan tegalan (ungu cerah .ungu tua), hutan berwarna hijau agak gelap sampai hijau gelap. Begitu juga dengan lahan kosong(berwarna merah dan abu . abu cerah).
Kelemahan:
- Penajaman akan mengakibatkan perubahan nilai pixel sehingga tidak bisa digunakan untuk klasifikasi digital.
Keuntungan:
- Jumlah band (channel) pada citra tetap sehingga dimungkinkan pembentukan kombinasi band untuk menyusun citra color composite
- Citra hasil penajaman menjadi lebih kontras sehingga memudahkan untuk interpretasi secaravisual.

2. Proses pemfilteran citra.
 Citra yang dihasilkan dari filter low pass (avg3.ker) kenampakannya lebih smooth tetapi kabur / kurang jelas karena cenderung menghaluskan gambaran pikselnya.
 Hasil pemfilteran dengan filter high pass (sharpen2.ker) menunjukkan kenampakan bukit, lembah dan wilayah perairan yang lebih jelas apabila dibandingkan dengan teknik pemfilteran yang lain.
 Filter laplacian menunjukkan kenampakan-kenamakan kelurusan atau lebih menonjolkan batasan antara satu objek dengan objek yang lain seperti garis pantai dan alur sungai.


G. DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, P., 1996, Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya Dalam Bidang Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Danoedoro, P., 2002, Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta;
Er Mapper, 1997, ER Mapper 5.0 Level One Training Workbook, Earth Resources Mapping Pty. Ltd., California;
Munir, R., 2004, Pengolahan Citra Digital, Informatika, Bandung;
Prahasta, E., 2008, Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital Dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika, Bandung.

Kamis, 18 Februari 2010

Reog Ponorogo Mencuri Perhatian Di Jerman

Kamis, 18 Februari 2010 | 17:32 WIB
Reog Ponorogo Mencuri Perhatian Di Jerman

(Vibizdaily-Sosbud) Penampilan Reog Ponorogo berhasil menarik perhatian penonton yang memenuhi sepanjang jalan di udara musim dingin dalam acara Braunschweiger Karneval di Kota Braunschweigh, Jerman, hari Minggu lalu.

Indonesia berhasil meraih juara pertama dalam Braunschweiger Karneval di Kota Braunschweigh, ujar Konsul Pensosbud KJRI Hamburg Yayat Sugiatna.

Ribuan orang dengan dandanan warna-warni tumpah ruah di kota Braunschweig, negara bagian Niedersachsen, merayakan pesta tahunan yang bernama Braunschweiger Karneval.

Suasana karnaval sangat terasa di seluruh kota Braunschweig yang diselimuti salju dan cuaca dingin sejak dua bulan lalu.

Konjen RI Hamburg, Teuku Darmawan, mengatakan KJRI Hamburg bekerjasama dengan Perhimpunan Indonesia-Jerman (DIG) Niedersachsen turut dalam pesta tradisi tersebut, sekaligus mengisi rangkaian peringatan HUT kerjasama sister city Bandung-Braunschweig yang genap 50 tahun pada tahun ini.

Acara yang menonjol pada perayaan karnaval tersebut adalah parade aneka busana batik tradisional, maupun kontemporer yang dikenakan peserta dengan keliling kota Braunschweig sepanajang enam kilometer.

Parade karnaval Braunschweig dimulai pukul12.30 dan berakhir pukul 17.30, selama lima jam keliling kota Braunschweig diikuti sekitar 300 grup yang setiap pesertanya menggunakan truk atau mobil bak terbuka yang didekor dengan unik dan kreatif.

Selain itu, setiap grup menampilkan tari-tarian dan alat musik yang menjadi daya tarik penonton sepanjang jalan kota Braunschweig.

Kendaraan dari peserta Indonesia dengan nomor urut 259 didekorasi khas Indonesia dengan aneka ornamen, payung, becak dan banner, disertai dengan 30 penari berpakain adat Indonesia yang menampilkan tarian Reog Ponorogo.

Reog Ponorogo

Penampilan Reog Ponorogo sangat menarik perhatian para penonton karena pakaian tradisi Indonesia khususnya Jawa merupakan keunikan dalam karnaval Braunschweig yang belum pernah disaksikan oleh masyarakat setempat.

Reog Ponorogo diisi dengan tari kuda lumping, tari Reog Ponorogo, tari Singabarong, di mana penari memakai topeng berbentuk kepala singa serta berbagai busana khas Indonesia lainnya dan pemain musik yang membawakan gong.

Kemampuan untuk membawakan topeng Barong yang besar dan berat dikagumi penonton dan menjadi salah satu motif favorit mereka untuk dipotret.

Stasiun televisi terbesar di Jerman Utara, NDR, menyiarkan acara karnaval Braunschweig secara langsung (live). Mereka sangat antusias meliput penampilan Reog Ponorogo. Berita tentang parade karnaval tersebut juga diliput stasiun TV nasional Sat 1.

Pada acara penutupan karnaval, panitita mengumumkan Indonesia terpilih sebagai juara pertama untuk kategori peserta tamu, yang mengalahkan lebih dari 100 peserta lainnya.

Selama parade berlangsung terjadi interaksi antara penari, pemimpin rombongan dan penonton, sehingga kepuasan penonton dalam pementasan Reog Ponorogo selalu menjadi perhatian utama.

Karnaval yang dilaksanakan setiap bulan Februari merupakan pesta rakyat besar di kota-kota di Jerman menyambut masa Pra-Paskah.

Karnaval di kota Braunschweig merupakan karnaval terbesar di wilayah kerja KJRI Hamburg dan ketiga terbesar di Jerman. KJRI Hamburg bekerjasama denga DIG Niedersachsen memanfaatkan acara tersebut untuk mengisi acara peringatan 50 tahun kerjasama sisiter city Bandung-Braunschweig.

Konjen RI beserta staf KJRI Hamburg hadir untuk memfasilitasi dan memberikan dukungan semangat kepada group Indonesia guna mensukseskan acara karnaval ini, demikian Yayat Sugiatna.

(srs/SRS/ant)

Sabtu, 21 Maret 2009

Asal Mula Reog Ponorogo

Jawa Timur Dahulu kala ada seorang puteri yang cantik jelita bernama Dewi Sanggalangit. Ia puteri seorang raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lemah lembut banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin meminangnya untuk dijadikan sebagai istri.Namun sayang Dewi Sanggalangit nampaknya belum berhasrat untuk berumah tangga. Sehingga membuat pusing kedua orang tuanya. Padahal kedua orang tuanya sudah sangat mendambakan hadirnya seorang cucu. “Anakku, sampai kapan kau akan menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?” tanya Raja pada suatu hari.“Ayahanda… sebenarnya hamba belum berhasrat untuk bersuami. Namun jika ayahanda sangat mengharapkan, baiklah. Namun hamba minta syarat, calon suami hamba harus bisa memenuhi keinginan hamba.”“Lalu apa keinginanmu itu?”“Hamba belum tahu…”“Lho? Kok aneh…?” sahut Baginda.“Hamba akan bersemedi minta petunjuk Dewa. Setelah itu hamba akan menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba.”Demikianlah, tiga hari tiga malam Dewi Sanggalangit bersemedi. Pada hari keempat ia menghadap ayahandanya.“Ayahanda, calon suami hamba harus mampu menghadirkan suatu tontonan yang menarik. Tontonan atau keramaian yang belum ada sebelumnya. Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan. Dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak seratus empat puluh ekor. Nantinya akan dijadikan iringan pengantin. Terakhir harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua.”“Wah berat sekali syaratmu itu!” sahut Baginda.Meski berat syaratnya itu tetap diumumkan kepada segenap khalayak ramai. Siapa saja boleh mengikuti sayembara itu. Tidak peduli para pangeran, putera bangsawan atau rakyat jelata.Para pelamar yang tadinya menggebu-gebu untuk memperistri Dewi Sanggalangit jadi ciut nyalinya. Banyak dari mereka yang mengundurkan diri karena merasa tak sanggup memenuhi permintaan sang Dewi.Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bantarangin.Baginda Raja sangat terkejut mendengar kesanggupan kedua raja itu. Sebab Raja Singabarong adalah manusia yang aneh. Ia seorang manusia yang berkepala harimau. Wataknya buas dan kejam. Sedang Kelanaswandana adalah seorang raja yang berwajah tampan dan gagah, namun punya kebiasaan aneh, suka pada anak laki-laki. Anak laki-laki itu dianggapnya sebagai gadis-gadis cantik.Namun semua sudah terlanjur, Dewi Sanggalangit tidak bisa menggagalkan persyaratan yang telah diumumkan.Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya memerintah dengan bengis dan kejam. Semua kehendaknya harus dituruti. Siapa saja dari rakyatnya yang membangkang tentunya akan dibunuh. Raja Singabarong bertubuh tinggi besar. Dari bagian leher ke atas berwujud harimau yang mengerikan. Berbulu lebat dan penuh dengan kutu-kutu. Itulah sebabnya ia memelihara seekor burung merak yang rajin mematuki kutu-kutunya.Ia sudah mempunyai selir yang jumlahnya banyak sekali. Namun belum mempunyai permaisuri. Menurutnya sampai detik ini belum ada wanita yang pantas menjadi permaisurinya, kecuali Dewi Sanggalangit dari Kediri. Karena itu ia sangat berharap dapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Dewi Sanggalangit.Raja Singabarong telah memerintahkan kepada para abdinya untuk mencarikan kuda-kuda kembar. Mengerahkan para seniman dan seniwatinya menciptakan tontonan yang menarik, dan mendapatkan seekor binatang berkepala dua. Namun pekerjaan itu ternyata tidak mudah. Kuda kembar sudah dapat dikumpulkan, namun tontonan dengan kreasi baru belum tercipta, demikian pula binatang berkepala dua belum didapatkannya.Maka pada suatu hari ia memanggil patihnya yang bernama Iderkala.“Hai Patih coba kamu selidiki sampai bagaimana si Kelanaswandana mempersiapkan permintaan Dewi Sanggalangit. Kita jangan sampai kalah cepat oleh Kelanaswandana.”Patih Iderkala dengan beberapa prajurit pilihan segera berangkat menuju kerajaan Bantarangin dengan menyamar sebagai seorang pedagang. Mereka menyelidiki berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Kelanaswandana. Setelah melakukan penyelidikan dengan seksama selama lima hari mereka kembali ke Lodaya.“Ampun Baginda. Kiranya si Kelanaswandana hampir berhasil mewujudkan permintaan Dewi Sanggalangit. Hamba lihat lebih dari seratus ekor kuda kembar telah dikumpulkan. Mereka juga telah menyiapkan tontonan yang menarik, yang sangat menakjubkan.” Patih Iderkala melaporkan.“Wah celaka! Kalau begitu sebentar lagi dia dapat merebut Dewi Sanggalangit sebagai istrinya.” kata Raja Singabarong. “Lalu bagaimana dengan binatang berkepala dua, apa juga sudah mereka siapkan?”“Hanya binatang itulah yang belum mereka siapkan. Tapi nampaknya sebentar lagi mereka dapat menemukannya.” sambung Patih Iderkala.Raja Singabarong menjadi gusar sekali. Ia bangkit berdiri dari kursinya dan berkata keras.“Patih Iderkala! Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan senjata yang lengkap. Setiap saat mereka harus siap diperintah menyerbu ke Bantarangin.”Demikianlah, Raja Singabarong bermaksud merebut hasil usaha keras Raja Kelanaswandana. Setelah mengadakan persiapan yang matang, Raja Singabarong memerintahkan prajurit mata-mata untuk menyelidiki perjalanan yang akan ditempuh Raja Kelanaswandana dari Wengker menuju Kediri.

Sabtu, 31 Januari 2009

KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR

Cerita klasik sederhana tentang kebijakan dan kesuksesanyang luar biasa. Karya ANDRIE WONGSO.Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja ,memiliki kegemaranberburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnyaraja pergi berburu ke hutan.Karena kurang hati-hati,terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotongoleh pisau yang sangat tajam.Raja bersedih dan memintapendapat dari seorang penasihatnya. Sang penasehat mencobamenghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih.Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja,akhirnya penasehat itu berkata: 'Baginda, FAN SHI GAN JI,
apa pun yang terjadi patut disyukuri '.mendengarucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar.'Kurang ajar ! Kena musibah bukan dihibur tapi malahdisuruh bersyukur... !' Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuatraja menghentikannya berburu.Suatu hari, raja bersamapenasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutanyang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengahhutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah darirombongan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang sukuprimitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikankorban persembahan kepada para dewa.Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa,
raja dan penasehatnya dimandikan.
Saat giliran raja yang dimandikan, ketahuan kalau
salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai
tubuh yang cacat sehingga dianggap tidak layak untuk
dijadikan persembahan kepada para dewa.Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja olehorang-orang primitif itu. Dan penasehat barulah yangdijadikan persembahan kepada para dewa.Dengan susah payah akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dankembali keistana. Setibanya diistana, raja langsung memerintahkansupaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjarasegera dibebaskan. 'Penasehat ku, aku berterimakasihkepada mu. Nasehatmu ternyata benar, apa pun yang terjadikita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yangterpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang denganselamat. . . . ' Kemudian, raja menceritakan kisahperburuannya waktu itu secara lengkap.Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambilberkata: 'Terima kasih baginda. Saya juga bersyukurbaginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jikatidak, mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korbandipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif.'Cerita di atas mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar,
yaitu FAN SHI GAN JI apa pun yang terjadi, selalu bersyukur,
saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur,
saat musibah datang pun kita tetap bersyukur.
Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa
berjalan mulus seperti yang kita harapkan.
Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidupberupa kekhilafan, kegagalan, penipuan,fitnahan, penyakit,musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya.Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan
kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi
adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah.
Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai.
Ada wilayah 'X' yang keberadaan dan keberlangsungannyasama sekali di luar kendali manusia. Inilah wilayah TuhanYang Maha kuasa dengan segala misterinya.Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segalabentuk marabahaya. Tetapi jika marabahaya datang dan kitalagi mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajardengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya.Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasalebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaanmental yang berkepanjangan. Sungguh, bisa bersyukur dalamkeadaan apapun merupakan kekayaan jiwa.Maka saya sangat setuju sekali dengan kata bijak yang mengatakan
KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR. . .